<<< Back to Home

Pencitraan Fenomena Aurora

Pengaruh Emisi Nitrogen dan Oksigen

PEMANDANGAN indah di langit tidak hanya didominasi warna biru dan putih. Tapi, ada juga hijau, biru, atau oranye. Bukan, itu bukan warna pelangi. Tapi, sentuhan khas aurora. Apa itu aurora? Yakni, fenomena penampakan cahaya yang kebanyakan terjadi di daerah kutub. Bagaimana proses terjadi dan eksistensi dari fenomena unik aurora?

Aurora merupakan pancaran cahaya yang tampak di langit dengan variasi warna cukup menarik. Corak cahaya itu juga disertai pola-pola yang unik dan tidak mudah ditemui. Hal tersebut membuat hampir setiap orang bakal kagum jika melihat langsung aurora di langit lepas.

Hanya, kebanyakan fenomena unik aurora bisa dinikmati di daerah kutub. Kedua kutub tersebut memiliki dua aurora yang khas. Fenomena auroa di dua tempat itu juga memiliki nama berbeda.

Di bagian utara (kutub utara), ter­da­pat aurora yang juga dikenal dengan mana aurora borealis. Nama tersebut memang berdasar asal aurora tersebut muncul, yaitu bagian utara. Sebutan kata boreal merupakan berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti angin dari utara.

Sementara itu, di bagian selatan (kutub selatan), terdapat aurora dengan nama australis yang memang hanya muncul di kutub selatan. Nama australis didapatkan karena aurora bagian ini bakal sering tampak di wilayah atau bagian selatan.

Ada beberapa faktor khusus yang akan memengaruhi kemunculan au­rora. Yaitu, daya magnetik yang cukup kuat pada dua bagian kutub tersebut. Daya magnet pada daerah tersebut memiliki fluktuasi yang cukup tinggi dan kuat. Dari fluktuasi itu, timbul pergerakan dari partikel-partikel yang berpotensi memendarkan cahaya.

Lebih tepatnya, proses terjadinya fenomena cahaya aurora merupakan hasil dari emisi foton yang berada pada area 80 km di atas atmosfer. Pada wilyah tersebut terdapat akumulasi emisi oksigen dan nitrogen. Proses akumulasi itu terjadi karena gaya magnetik di daerah kutub.

Gaya magnet tersebut mengakibatkan ion-ion nitrogen dan oksigen meninggalkan lokasi asalnya dan melayang menuju atmosfer. Nah, proses itulah yang kemudian bisa memunculkan warna-warna dan pola-pola indah pada fenomena aurora.

Emisi nitrogen menimbulkan pengaruh pada warna hijau dan merah kecokelatan pada fenomena aurora. Hal itu bergantung pada seberapa besar energi yang sudah diserap. Oksigen berfungsi menghasilkan warna biru atau merah pada aurora.

Karakter itu pula yang cukup mendominasi perpaduan warna pada kemunculan aurora. Fenomena tersebut bisa dinikmati jelas dan tanpa bantuan alat khusus. Beberapa kali juga dilakukan pengamatan lewat stasiun luar angkasa untuk menikmati warna indah aurora. Selain bumi, aurora terjadi di planet lain. Tempat terjadinya juga banyak di kutub-kutub.

---

Aurora Australis

Merupakan aurora yang muncul di bagian selatan (Kutub Selatan). Aurora itu bisa dinikmati di wilayah Antartika, Amerika Selatan, dan Australia. Nama Australis sendiri dalam bahasa Latin berarti berasal dari selatan. Pancaran di balik perbukitan es berwarna hijau muda muncul di daerah Antartika.

Aurora Borealis

Nama tersebut dikemukakan Pierre Gessendi, ilmuwan asal Prancis, pada 1961. Aurora Borealis dikenal cukup besar dan dapat ditemui di Kutub Utara. Keindahannya disamakan dengan Dewi Roman. Pergerakannya seperti angin dari utara. Ke­munculan Aurora Borealis yang paling sensasional adalah saat pendaran warna hijau dengan pola melengkung hadir di atas danau beku, Bear Lake, Alaska.

E-Mail : norman_himura@yahoo.com # Best view at 1024 * 768 Resolution with Mozilla Firefox 3.6 or higher
Free Web Hosting